apakah yang dimaksud dengan bakhil?
B. Indonesia
mellypampam
Pertanyaan
apakah yang dimaksud dengan bakhil?
2 Jawaban
-
1. Jawaban languel
Bakhil adalah penyakit hati yang
sangat kronis dan riskan.
Allah Subhannahu wa Ta'ala
berfirman:
“Dan barangsiapa dipelihara dari
kekikiran dirinya, mereka itulah
orang-orang yang beruntung.” (Q.s.
Al-Hasyr: 9).
“Sekali-kali janganlah orang-orang
yang bakhil dengan harta yang Allah
berikan kepada mereka dari karunia-
Nya menyangka bahwa kebakhilan itu
baik bagi mereka.” (Q.s. Ali Imran:
180).
“(yaitu) orang-orang yang kikir, dan
menyuruh orang lain berbuat
kikir...” (Q.s. An-Nisa’: 37).
Rasulullah Shallallahu'Alaihi
Wasallam bersabda:
“Jauhilah sifat bakhil, karena
sesungguhnya sifat bakhil itu telah
menghancurkan orang-orang sebelum
kamu.”(al-hadits).
Ketahuilah sahabat,
Bahwa sifat dermawan adalah
seumpama pohon yang tumbuh di
surga, dan tidak akan masuk surga
kecuali orang yang dermawan.Sedang
sifat bakhil adalah pohon yang
tumbuh di neraka, maka tidak akan
masuk neraka kecuali orang yang
bakhil^^
“Ada tiga hal yang membinasakan:si
fat kikir yang ditaati, hawa nafsu
yang dituruti dan mengagumi diri
sendiri.” (H.r. Thabrani).
“Sifat yang paling jahat bila ada
pada seseorang ialah sifat kikir yang
menggelisahkan dan sifat pengecut
yang menjerumuskan.”^_^
Ketahuilah sahabat"ku,
Sesungguhnya Allah sangat murka
kepada orang yang bakhil dalam
hidupnya, dan senang kepada orang
dermawan di saat meninggalkannya
^_^
Ketahuilah,Dua perangai tidak akan
berpadu pada diri seorang Mukmin:
sifat kikir dan perangai yang jelek.
Asal-Usul Bakhil :
Sesungguhnya sumber sifat bakhil itu
lantaran cinta harta, sebagai sifat
tercela. Dan orang yang tidak
mempunyai harta tidak akan tampak
kebakhilannya dengan keengganan
bersedekah, tetapi akan tampak
dengan adanya orang yang cinta
harta.Betapa banyak orang berderma,
tetapi hatinya sangat terpaut dan
cinta pada harta, sehingga bila
berderma, yang diharapkannya
adalah agar dirinya disebut
dermawan,sanjung puji dari manusia
manusia, Ini sangat tercela dalam
agama. Karena cinta dunia membuat
hati lupa berdzikir kepada Allah,
berpaling pada kepentingan duniawi,
dan tidak suka pada kematian yang
merupakan wahana bertemu Allah
Subhannahu wa Ta'ala.
Allah Subhannahu wa Ta'ala
berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman,
janganlah harta-hartamu dan anak-
anakmu melalaikan kamu dari
mengingat Allah.” (Q.s. Al-
Munafiqun: 9).
“Sesungguhnya harta dan anak-
anakmu hanyalah cobaan
(bagimu) ...“ (Q.s. At-Taghabun: 15).
“Bermegah-megahan telah
melalaikan kamu.” (Q.s. At-Takatsur:
1).
Rasulullah Shallallahu'Alaihi
Wasallam bersabda dalam beberapa
hadits beliau:
“Janganlah kamu terbiasa menjadikan
barang-barang antik mahal sebagai
perabot rumahmu, agar kamu tidak
tergiur pada dunia!”
Suatu ketika beliau ditanya,
“Siapakah ummat Anda yang paling
buruk?” Beliau menjawab, “Para
hartawan.”
Sabdanya, “Barangsiapa menumpuk
harta melebihi kebutuhannya berarti
dia telah mengambil kematiannya
sendiri tanpa disadari.”Seseorang
berkata kepada Rasulullah
Shallallahu'Alaihi Wasallam : “Wahai
Rasulullah, sungguh aku tidak suka
kematian.”“Apakah engkau punya
harta?” tanya Rasulullah.“Benar,”
jawab orang itu.“Kemarikan hartamu!
Sebab hati seseorang dibebani
hartanya. Jika didatangkan harta itu,
ia senang untuk mendapatkannya.
Jika diundurkan harta itu, ia suka
untuk diwariskan.”
Rasulullah Shallallahu'Alaihi
Wasallam bersabda:
Jika seorang hamba meninggal dunia,
malaikat berkata, Apa yang dibawa?’
Hamba berkata, ‘Apa yang
diwariskan’?”
Sabdanya pula, “Celaka si hamba
dirham, celaka si hamba dinar.
Celaka dan hina! Apabila terkena
duri tidak akan bisa dicabutnya.”
“Sebaik-baik harta adalah harta yang
berada di tangan orang saleh.”
Sabdanya, “Dunia adalah ladang
akhirat.”Bagaimana harta
sepenuhnya tercela ? Sedang hamba
itu bepergian menuju Allah
Subhannahu wa Ta'ala dan
kehidupan dunia adalah salah satu
fase perjalanannya, fisiknya adalah
kendaraannya? Dapatkah melakukan
perjalanan menuju kepada Allah
tanpa harta, dan kuatkah fisik
menjadi kendaraan tanpa makan dan
pakaian? Tentu saja tidak!.Tanpa
harta, orang mustahil dapat memiliki
dan mengenakan pakaian, serta
makan . Tanpa makan dan pakaian,
orang tidak mungkin mampu untuk
melakukan perjalanan menuju Allah
Subhannahu wa Ta'ala.
Jika hal ini dapat dipahami,
seseorang tidak mungkin akan
menumpuk kekayaan dan harta
melebihi kebutuhannya sebagai
bekal perjalanan. Jika mampu seperti
itu, dia akan meraih makna
kebahagiaan sejati.
Sebagaimana sabda Rasulullah
Shallallahu'Alaihi Wasallam berkata
Kepada Aisyah r.a:“Hai Aisyah, bila
engkau ingin bersamaku di Surga,
ambillah dunia sekadar kebutuhan
bekal seorang musafir, dan jangan
terbiasa memperbarui pakaian serta
menanggalkannya hingga engkau
menambalnya!(al-hadits)
Jaga hati kendalikan nafsu.
Barakallahu^_^ -
2. Jawaban tikafebri
Bakhil : sifat tercela yang timbul karena keegoisan yang keterlaluan (kikir)