B. Indonesia

Pertanyaan

Carilah pantun tentang Singapura dilanggar Todak

1 Jawaban

  • menurut cerita Rakyat Singapura, pada suatu hari di Singapura hiduplah seorang ulama yang bernama Tun Jana Khatib yang berasal dari Negeri Samudera Pasai.  Beliau dikatakan ialah seorang yang bijak dan ramah serta memiliki keahlian ilmu kebatinan yang tinggi. Namun, sayangnya ketika beliau secara tidak sengaja membelah pokok (pohon) Pinang dengan ilmu kebatinannya, hal ini diperhatikan oleh istri Raja Singapura. Alhasil permaisuri yang kagum akan kehebatan Tun Jana Khatib inipun menceritakan perihal kesaktian Ulama Pasai tersebut ada Suaminya yang adalah Raja Singapura. Namun, bukan kebaikan yang diterima oleh Tun Jana Khatib atas kesaktiannya itu ternyata Tun Jana Khatib malah mendapatkan kebencian dari para menteri di Istana, yang membuat para menteri menghasut Raja untuk membunuh Tun Jana Khatib, karena dikhawatirkan kesaktian Tun Jana Khatib dapat merusak kewibawaan Raja. Akhirnya Raja yang terhasut pemikiran para menteri itu langsung mengambil tindakan untuk menghukum mati sang Ulama.


    Sebelum wafat sang ulama sempat mengutarakan sumpahnya bahwa selepas kematiannya nanti Singapura akan mengalami huru-hara. Ternyata sumpah sang ulama itu makbul. Sehingga tak lama selepas wafatnya beliau. Terjadi badai yang menghantam negeri Singapura. Bahkan kononnya, sewaktu acara pemakaman Tun Jana Khatib. Mayat Ulama ini ghaib (hilang) tak diketahui kemana perginya. Mayat beliau masih ada namun mayatnya menghilang. Hal ini menimbulkan ketakutan dihati rakyat dan Raja. Belum lagi hilang ketakutan akan hal tersebut, ternyata tiba-tiba darah sang Ulama bertukar menjadi batu. Ada sebuah pantun lama mengenai kejadian ini. Menurut ceritera lama, kononnya pula mayat Tun Jana Khatib ditemukan di Negeri Langkawi (Malaysia), mayat ini lantas dikebumikan dengan layak di Langkawi dan hingga kehari ini dipanggil dengan nama “Makam Purba” (perlu penelitian lebih lanjut)/ Karena nisan makam memang memperlihatkan seni ukir zaman Samudera Pasai, namun apakah benar itu makam Tun Jana Khatib masih sebuah misteri, karena nama makam itu dipanggil “makam purba” apakah sebenarnya ada sangkut paut dengan “Sang Sapurba”?, itulah perlu penelitian kembali untuk saat ini kita tinggalkan dulu sejarah pemilik makam tersebut.Para pengawal kerajaan pun segera memasang pagar pohon pisang disekeliling perkampungan dan istana atas perintah Raja. Raja sangat kagum akan kepintaran Hang Nadim. Ternyata kepintaran anak kecil itu mampu menyelamatkan Singapura dari terjangan ikan todak yang menggila-gila beterbangan ke darat. Namun kekaguman Raja ini tidak berlangsung lama, apabila para menteri kembali menghasut Raja untuk membunuh Hang Nadim karena ditakutkan kepintaran anak ini boleh menjadi sesuatu yang berbahaya untuk Kerajaan dimasa depan nanti. Selagi kecil saja Hang Nadim sudah pintar seperti itu, apalah lagi kalau sudah besar nanti? Tentu Hang Nadim akan menjadi ancaman bagi kerajaan, begitu fikir para menteri. Dan sayangnya lagi-lagi Raja menerima pandangan para menterinya itu. Lalu ditangkaplah anak yang bijak tersebut.


    Hang Nadim yang semulanya akan diberi penganugerahan oleh Raja ternyata dalam waktu singkat berubah untuk diberi hukuman mati. Ada dua versi tentang kematian Hang Nadim ada yang mengatakan ia wafat ditikam keris namun lebih banyak yang percaya bahwa Hang Nadim dicampakkan ditengah laut. Pada tahun 1950 saat terjadi peristiwa kapal karam dari Batam ke Singapura sempat dikaitkan dengan peristiwa ini. Kononnya, banyak pihak percaya sebelum dibuang kelaut Hang Nadim sempat “bersumpah” supaya setiap keturunan Raja Singapura yang lewat ditengah laut tempat ia dicampakkan itu akan karam dan meninggal. Allahualam. Namun beberapa masyarakat Kepualauan Riau yang berusia 70-80 tahun percaya hal ini hingga kehari ini.


    Analisa Tragedi Singapura Dilanggar Todak



    maaf ga semua karena panjang

Pertanyaan Lainnya