B. Indonesia

Pertanyaan

contoh kalimat kesepadanan,kepararelan,dan kehematan?

1 Jawaban

  • KeparalelanYang dimaksud dengan keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat, baik dari segi kategorinya maupun imbuhan yang digunakan. Maksudnya, kalau bentuk pertama merupakan nomina, maka kategori kata yang sederajat juga nomina. Kalau bentuk pertama merupakan verba, bentuk kedua, ketiga, dan seterusnya juga verba. Lebih khusus lagi, kalau bentuk pertama merupakan kata berawalan meng-, maka kata kedua, ketiga, yang sederajat juga merupakan kata berawalan meng-. Perhatikan contoh berikut!Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes.Kedua kata yang bergaris bawah pada kalimat di atas adalah predikat. Namun kedua kata yang sejenis tersebut tidak paralel. Kata dibekukan adalah verba yang berafiks di--kan, sedang kenaikan adalah nomina yang berafiks ke--an. Kedua kata itu seharusnya paralel.Agar menjadi kalimat efektif, kalimat di atas dapat diperbaiki menjadi kalimat berikut.Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara luwes.Perhatikan pula kalimat berikut ini!Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, memasangpenerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.

    KesepadananYang dimaksud dengan kesepadanan adalah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh adanya kesatuan gagasan yang kompak dan padu. Kesepadanan dalam kalimat dapat diwujudkan dengan adanya unsur-unsur kalimat yang harus ada seperti subjek dan predikat dan dapat berfungsi dengan baik.Ada beberapa hal yang menyebabkan unsur-unsur kalimat tidak dapat berfungsi dengan baik. Pertama, subjek yang tidak jelas akibat adanya preposisi yang berada di depan subjek kalimat yang memiliki predikat berafiks meng-. Sebagai contoh, perhatikan kalimat berikut!Dalam musyawarah itu menghasilkan lima keputusan.Kalimat di atas adalah kalimat tidak efektif. Penyebab ketidakefektifan kalimat tersebut adalah tidak jelasnya subjek kalimat. Jika kita menggunakan pertanyaan untuk menguji subjek, “Apa atau siapa yang menghasilkan lima keputusan?” maka jawabnya adalahdalam musyawarah. Dengan demikian, subjek kalimat tersebut adalah dalam musyawarah. Subjek yang benar adalah musyawarah, sebab musyawarahlah yang menghasilkan lima keputusan, bukan dalam musayawarah. Dengan adanya preposisidalam di depan kata musyawarah, maka subjek kalimat tersebut (musyawarah) menjadi tidak jelas.Agar menjadi efektif, kalimat di atas dapat diperbaiki dengan cara menghilangkan preposisi dalam sehingga subjek kalimat menjadi berfungsi dalam mendukung satu kesatuan gagasan. Kalimat efektifnya menjadi:Musyawarah itu menghasilkan lima keputusan.
    Contoh lainnya:
    Contoh:
    Penyakit aids adalah salah satu penyakit yang paling mengerikan dan berbahaya, sebab pencegahan dan pengobatannya tidak ada yang tahu. Dalam kalimat di atas penggunaan yang sederajat ialah kata mengerikan dengan berbahayadan kata pencegahan dengan pengobatannya. Oleh sebab itu, bentuk yang dipakai untuk kata-kata yang sederajat dalam contoh kalimat di atas harus sama (paralel) sehingga kalimat itu kita tata kembali menjadi:Penyakit Aids adalah salah satu penyakit yang paling mengerikan dan membahayakan sebab pengecahan dan pengobatannya tak ada yang tahu.

    3.     KehematanContoh:
    Mahasiswa mengambil keputusan tidak jadi melakukan study tour karena mereka tahu masa ujian telah dekat.
    Direvisi menjadi:
    Mahasiswa mengambil keputusan tidak jadi melakukan studi tur karena masa ujian telah dekat.

Pertanyaan Lainnya